![]() |
| #IMMSehat, Renang |
Hei boy, kamu tahu gak, kalo aku lagi hilang sandal? Masa bodoh bila kamu over peduli sama aku yang lagi hilang sandal. Kira-kira begitulah tanggapan sewajarnya, respon terhadap aku yang sedang hilang sandal.
Hahaha..
Tadi gini ceritanya! Berawal dari status bang Ar, mengenai berenang dan tak takut tenggelam. Saat aku lihat status itu muncul di Beranda Facebookku, dengan spontan ku tanggapi dengan komentar, untuk mengajak berenang di Tirta Raya. Ya, maksud aku kolam renang tirta raya yang berada di belakang Pante Pirak Market simpang lima atau sebelahan gedung KONI Aceh.
Saat kesepakatan sudah bulat, aku dan bang Ar menuju kesana. Kebetulan duluan aku sampai disana. Sehingga aku harus menunggu bang Ar yang sedang menuju ke Tirta Raya dari arah lamtemen atau tepatnya di kantor Yayasan Pulih area Aceh (Pulih Aceh).
Tak lama ku menunggu, sekitar seperempat jam, bang Ar pun nongol di teras depan tirta raya. Sehingga akhirnya kamipun memilih untuk masuk ke area kolam renang tersebut.
Sekitar lebih kurang lima menit, kamipun melakukan pemanasan biar otot-otot tidak kaku dan tidak keram tiba-tiba saat berenang. Selanjutnya kamipun berenang.
Oh iya, sebenarnya berenang yang kami lakukan hari ini salah satu dari menu #IMMSehat selain jogging, Sit Up, Sauna, Push Up, Sit Up, Lompat tali (skeeping) dan sikap perahu. Sedangkan semua menu ini merupakan salah satu program bidang olahraga DPD IMM Aceh.
Hampir dua jam lamanya, kami berang dikolam tirta raya, hingga akhirnya penjaga kolam meniupkan peluit yang menandakan kolam renang hendak di tutup dan akan dibuka besok lagi.
Aku yang sedang berada di kolam, dengan santai dan perlahan masih melakuakan teknik pernapasan dalam air. Tak lama dari itu, aku mendarat. Ops,, maksudnya minggat dari kolam serta mengambil handuk yang ada dalam tas yang aku bawa tadi ke kamar ganti.
Bang Ar, sudah sudah duluan siap menggantikan celana yang dipakai buat renang tadi. Sedangkan aku masih dikamar ganti.
Usai dari itu, detik-detik hendak pulang, tiba ditempat peletakan sandal. Aku melihat sandal bng Ar yang lebih bagus dan lebih mahal dari sandal ku masih terkelungkup didekat dinding. Sedangkan sandalku, entah dimana. Setelah ku cari-cari dan putar-putar diseputaran tempat sandal, tak sebelahpun sandalku terlihat.
Padahal sandal itu baru empat malam yang lalu aku beli didepan mesjid Raya Baiturrahman. Aku belinya sama pedagang kaki lima. Kasian, padahal sandal itu bentuknya sandal orangtua loh. Tapi tetap saja lenyap dari tempat peletakan sandal, kataku dalam hati. Dengan perasaan kesal, aku mengikhlaskan kepergian sandalku. Dan aku mengganngap, sandal inilah sumbanganku bagi mereka yang membutuhkannya. Akhirnya tanpa sandal alias kaki ayam, akupun pulang.
Share This :




0 komentar