BLANTERWISDOM101

Tradisi Megang, Kami Gadaikan dengan Secangkir Kopi

Minggu, 11 September 2016
Bang Taufik, marta dan adik bang marli
Jalan seputaran Banda Aceh macet, ABG alay dan ABG tua alay lah penyebanya. Hampir semua persimpangan jalan macet, ditambah lagi tidak ada penjaga/pengatur lalu lintas jalan, seperti pak polisi atau petugas dari perhubungan di setiap persimpangan yang ramai dilalui pengendara.

Ye, masa bodoh bila terus membicarakan masalah macet. Tak pentingpun untuk ku ceritakan macetnya jalan pada malam lebaran Idul Adha 1437 H. Sebab tujuanku sudah bulat, yaitu ngopi. 

Ya, malam ini kami, yang bukan warga Banda Aceh asli alias pendatang, menikmati lebaran Idul Adha di rantau orang.  Namun dari satu sisi tidak jadi masalah hanya saja kebiasaan yang telah dipatenkan oleh tradisi ini, yang terkadang membuat kita terbawa arus dan terperangkap olehnya. Seolah lebaran itu harus dan mesti dikampung halaman, atau mesti bersama keluarga sambil menikmati sajian menu megang.
Marta, Marli dan Sudarliadi
Kami disini jauh dari hal-hal yang demikian, apalagi belum berkeluarga. Ya, bisa dimaklumi saja bagaimana keadaannya kami disini. Tapi tak apalah pikiran kami atau hayalan kami tentang megang itu telah kami gadaikan dengan secangkir kopi malam ini.

Selamat ngopi kawan!!!
Share This :
Pujiaman Zulfikar

I am Blogger dan Lawyer.

1 komentar

Apa tanggapan Anda terhadap artikel ini?